Kamis, 19 Juni 2008

Riset Online

Nama : DWI WAHYUNI
NIM : 0805136119





Mengenal Diabetes

Diabetes is a disease in which your body is unable to properly use and store glucose (a form of sugar). Diabetes adalah suatu penyakit, dimana tubuh penderitanya tidak bias secara otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya. Diabetes mellitus sering juga disebut dengan the great imitator, yaitu penyakit yang dapat menyerang semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai keluhan.
Secara medis Diabetes Mellitus (DM) adalah kondisi abnormalitas metabolisme karbohidrat yang disebabkan oleh defisiensi insulin, baik defisiensi absolut maupun relatif. Hal tersebut terjadi jika sel beta pada pulau Langerhans pankreas mengalami kerusakan, sehingga jumlah insulin yang disekresikan berkurang. Hal tersebut menyebabkan timbulnya hiperglikemia, yaitu konsentrasi glukosa darah yang melebihi kisaran normal.




SejarahBanyak orang awam menganggap bahwa penyakit Diabet adalah penyakit baru, bahkan adakalanya menganggap penyakit tersebut identik dengan makan kentang dan akhirnya potong kaki. Menurut catatan sejarah, sebenarnya penyakit Diabet sudah dikenal sejak ribuan tahun sebelum masehi. Ketika itu pula para ahli di jamannnya telah mengupayakan obat penyembuhnya.Papirus Ebers, Mesir (1500 SM): mengobati Penyakit sering kencingSushrutha, India (400 SM): Penyakit Kencing MaduAreteus (81-138 SM): Memberi nama Diabetes Mellitus. Beliaulah yang kemudian disebut Bapak Diabetes Mellitus.
Siapa saja yang beresiko terkena Diabetes
v orang yang punya silsilah keturunan tehadap penyakit diabetes
v orang yang berusia lebih dari 40 tahun dan kelebihan berat badan
v orang yang mengidap diabetes ketika hamil (gestational diabetes)

PENYEBAB-PENYEBABNYA
Penyebab diabetes mellitus sebenarnya bisa dengan berbagai macam cara misalnya:
Genetik atau Faktor Keturunan
Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diawariskan, bukan ditularkan. Anggota keluarga penderita DM (diabetisi) memiliki kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita DM. Para ahli kesehatan juga menyebutkan DM merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks atau kelamin. Biasanya kaum laki-laki menjadi penderita sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya.
Virus dan Bakteri
Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human coxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan destruksi atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi oto-imunitas yang menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta. Diabetes mellitus akibat bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukup berperan menyebabkan DM.
Bahan Toksin atau Beracun
Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah alloxan, pyrinuron (rodentisida), dan streptozoctin (produk dari sejenis jamur). Bahan lain adalah sianida yang berasal dari singkong.
UsiaUmumnya manusia mengalami perubahan fisiologi yang secara drastis menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes sering muncul setelah seseorang memasuki usia rawan tersebut, terutama setelah usia 45 tahun dan pada mereka yang berat badannya berlebih sehingga tubuhnya tidak peka terhadap insulin.
Gaya Hidup Stres
Stres kronis yang cenderung membuat seseorang mencari makanan yang manis-manis dan berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar lemak seretonin otak.Seretonin ini mempunyai efek penenang sementara untuk meredakan stresnya. Tetapi gula dan lemak itulah yang berbahaya bagi mereka yang berisiko kena diabetes.


Pola Makan yang Salah
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan risiko kena diabetes. Kurang gizi (malnutrisi) dapat merusak pankreas, sedangkan obesitas (gemuk berlebih) mengakibatkan gangguan kerja insulin (retensi insulin).Kurang gizi dapat terjadi selama kehamilan, masa anak-anak, dan pada usia dewasa akibat diet ketat berlebih. Sedangkan kurang gizi pada janin mungkin terjadi karena ibunya merokok atau mengkonsumsi alcohol selama hamilnya. Sebaliknya, obesitas bukan karena makanan yang manis atau kaya lemak, tetapi lebih disebabkan jumlah konsumsi yang terlalu banyak, sehingga cadangan gula darah yang disimpan di dalam tubuh sangat berlebihan. Sekitar 80% penderita diabetes tipe II adalah mereka yang tergolong gemuk.

TIPE-TIPE DIABETES
A. Diabetes Tipe I, tergantung pada insulin
Diabetes Tipe I ini adalah bila tubuh perlu pasokan insulin dari luar, karena sel-sel beta dari pulau-pulau Laangerhans telah mengalami kerusakan, sehingga pankreas berhenti memproduksi insulin. Kerusakan sel beta tersebut dapat terjadi sejak kecil ataupun setelah dewasa. Penderitanya harus mendapatkan suntikan insulin setiap hari selama hidupnya, sehingga dikenal dengan istilah Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM) atau diabetes mellitus yang tergantung pada insulin untuk mengatur metabolisme gula dalam darah. Dari kondisinya, inilah jenis diabetes yang paling parah. Diabetes Tipe I ini biasanya ditemukan pada penderita yang mulai mengalami diabetes sejak anak-anak atau remaja, sehingga para dokter menyebutnya sebagai diabetes anak muda. Penderita Diabetes Tipe I sangat rentan terhadap komplikasi jangka pendek yang berbahaya dari penyakit ini, yakni dua komplikasi yang erat berhubungan dengan perubahan kadar gula darah, yaitu terlalu banayak gula darah (hiperglikemia) atau kekurangan gula darah (hipoglikemia). Risiko lain penderita diabetes tipe I ini adalah keracunan senyawa keton yang berbahaya dari hasil samping metabolisme tubuh yang menumpuk (ketoasidosis), dengan risiko mengalami koma diabetik.
B. Diabetes Tipe II, tidak tergantung pada insulin
Diabetes Tipe II terjadi jika insulin hasil produksi pankreas tidak cukup atau sel lemak dan otot tubuh menjadi kebal terhadap insulin, sehingga terjadilah gangguan pengiriman gula ke sel tubuh. Diabetes Tipe II ini merupakan tipe diabetes yang paling sering umum dijumpai, juga sering disebut diabetes yang dimulai pada masa dewasa, dikenal sebagai NIDDM (Non-insulin dependent diabetes mellitus).Jenis diabetes ini mewakili sekitar 90% dari seluruh kasus diabetes, karena umumnya 4 sampai 5 orang penderita Diabetes Tipe II ini memiliki kelebihan berat badan, maka obesitas sering dijadikan sebagai indikator bagi penderita diabetes. Diabetes Tipe II ini dapat menurun dari orangtua yang penderita diabetes. Tetapi risiko terkena penyakit ini akan semakin tinggi jika memiliki kelebihan berat badan dan memiliki gaya hidup yang membuat anda kurang bergerak.Jadi pada Diabetes Tipe II ini yang menjadi pencetus utama adalah faktor obesitas (gemuk berlebih). Faktor penyebab lain adalah pola makan yang salah, proses penuaan, dan stress yang mengakibatkan terjadinya resistensi insulin. Juga mungkin terjadi karena salah gizi (malnutrisi) selama kehamilan, selama masa anak-anak, dan pada usia dewasa.
B. Diabetes Tipe III, baru ditemukan
Para ahli di US percaya bahwa mereka telah menemukan tipe baru diabetes setelah menemukan bahwa insulin juga diproduksi di otak dan dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit Alzheimer’s. Penelitian yang dilakukan oleh Suzanne de la Monde bersama rekannya yang seorang professor di bidang patologi di Brown Medical Schoolini menemukan hubungan antara penyakit diabetes dan Alzheimer. Suzannemengemukakan bahwa insulin yang diproduksi dalam otak, dibutuhkan tubuh untuk kelangsunagan hidup sel-sel otak. Bila jumlahnya kurang, maka sel-sel otak pun akan mengalami degenerasi dan akhirnya memicu timbulnya penyakit Alzheimer. Hasil penelitian ini diperkuat lagi dengan dilakukannya penelitian pada jaringan otak dari mayat yang sebelumnya telah di diagnosa menderita penyakit Alzheimer. Hasilnya jumlah insulin dan IGF I berkurang di daerah cortex, hippocampus, dan hipotalamus
Komplikasi apa yang dapat terjadi?
Komplikasi dapat terjadi pada penderita diabetes yang tidak mengkontrol kadar gula darahnya dengan benar. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
StrokeStroke dapat terjadi karena penyumbatan pembuluh darah di otak. Kadar gula yang tinggi bila dibiarkan dalam waktu yang lama akan merusak pembuluh darah sehingga menimbulkan gumpalan-gumpalan yang kemudian menyumbat pembuluh darah di otak.
Penyakit jantungPenyakit jantung yang terjadi prinsipnya sama dengan mekanisme penyebab stroke. Bila penyumbatan oleh gumpalan terjadi di pembuluh darah jantung, maka akan terjadi serangan jantung. Fungsi jantung akan terganggu dan seringkali terdapat pembesaran jantung.
Gagal ginjalGagal ginjal terjadi karena rusaknya pembuluh darah ginjal karena kadar gula yang tinggi. Hal ini berakibat kurangnya aliran darah ke ginjal sehingga terjadi kerusakan pada ginjal. Bila ginjal rusak, sisa-sisa metabolisme tubuh tidak dapat dikeluarkan melalui ginjal sehingga akan tertumpuk di dalam tubuh dan menjadi racun yang berbahaya.
Kebutaan pada mataKebutaan pada mata disebabkan oleh katarak dan pecahnya pembuluh darah di mata. Gula darah yang tinggi menyebabkan kekeruhan pada lensa mata yang berakibat terjadinya katarak. Pecahnya pembuluh darah mata juga diakibatkan karena tingginya kadar gula darah.
Gangguan sarafGula darah yang tinggi juga merusak saraf. Gejala yang paling sering dirasakan adalah kesemutan dan baal. Pada pria dapat terjadi impotensi karena rusaknya pembuluh saraf yang mempersarafi daerah kemaluan.


GEJALA-GEJALA DIABETES

Gejala diabetes tipe I muncul secara tiba-tiba pada saat usia anak-anak sebagai akibat dari kelainan genetika, sehingga tubuh tidak memproduksi insulin dengan baik.Gejala-gejalanya antara lain adalah: - Sering buang air kecil - Terus-menerus lapar dan haus - Berat badan menurun - Kelelahan - Penglihatan kabur - Infeksi pada kulit yang berulang - Meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni - Cenderung terjadi pada mereka yang berusia di bawah 20 tahunSedangkan gejala diabetes tipe II muncul secara perlahan-lahan sampai menjadi gangguan yang jelas, dan pada tahap permulaannya seperti gejala diabetes tipe I, yaitu: - Cepat lelah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit - Sering buang air kecil - Terus menerus lapar dan haus - Kelelahan yang berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya - Mudah sakit yang berkepanjangan - Biasanya terjadi pada mereka yang berusia di atas 40 tahun, tetapi
prevalensinya kini semakin tinggi pada golongan anak-anak dan remaja.Gejala-gejala tersebut sering terabaikan karena dianggap sebagai keletihan akibat kerja. Jika glukosa darah sudah tumpah ke saluran urin dan urin tersebut tidak disiram,maka akan dikerubuti oleh semut yang merupakan tanda adanya gula.
Gejala lain yang biasanya muncul adalah: - Penglihatan kabur - Luka yang lama sembuh - Kaki terasa kebas, geli, atau merasa terbakar - Infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita - Impotensi pada pria
Seseorang didiagnosa Diabet, bila:
Ada Gejala, dan Kadar Gula Darah Puasa > 120 mg/dl; atau Kadar Gula 2 jam sesudah makan > 200 mg/dl atau Kadar Gula Darah sewaktu > 200 mg/dl
Tidak ada Gejala, tetapi pada pemeriksaan Laboratorium, didapatkan: Gula Darah Puasa > 120 mg% dan Kadar Gula 2 jam sesudah makan > 200 mg/dl; atau Gula Darah Puasa > 120 mg/dl dan Kadar Gula sewaktu > 200 mg/dl; atau Gula darah 2 jam sesudah makan > 200 mg/dl dan Gula Darah sewaktu > 200 mg/dl
(parameter di atas bisa berbeda tiap Rumah Sakit, bergantung kepada referensi yang digunakan dan Standard Operational Procedure)
Bila gula tidak terkontrol atau tidak diobati, maka akan timbul gejala kronis, berupa:
Banyak minum / mudah haus
Banyak kencing, disertai dengan tanda-tanda:
Sering kesemutan
Kulit terasa panas dan tebal
Kram dan mudah capai,
Mudah mengantuk
Mata menjadi kabur
Gatal sekitar kemaluan, terutama wanita
Gigi mudah goyah dan mudah lepas
Kemampuan sex menurun
Para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan, atau melahirkan dengan bayi berat lahir > 4 kg.
Diabetes Pada Ibu Hamil

Diabetes gestasional adalah tipe diabetes yang terjadi pada wanita yang sedang hamil. Biasanya timbul di trimester kedua (minggu ke 24-28) dan akan berakhir pada saat bayi lahir. Diabetes ini disebabkan karena tubuh si penderita tidak dapat menggunakan gula (glukosa) dalam darah dengan normal, sehingga kadar gula darah lebih tinggi dari seharusnya.
Saat hamil, plasenta berperan untuk memenuhi semua kebutuhan janin. Yang membantu pertumbuhan janin adalah hormon dari plasenta, namun hormon-hormon ini juga mencegah kerja insulin dalam tubuh si calon ibu. Problema inilah yang disebut dengan resistensi insulin atau kebal insulin. Resistensi insulin membuat tubuh ibu sulit untuk mengatur kadar gula darah. Padahal tanpa cukup insulin, glukosa tidak dapat diubah menjadi energi. Akibatnya glukosa menumpuk di dalam darah sehingga kadar gula dalam darah menjadi tinggi.
Untuk mengetahui apakah Anda mengidap diabetes atau tidak, bisa dikenali dari gejalanya. Misalnya mudah lapar dan haus, sering buang air kecil (bahkan sebelum memasuki trimester kedua), infeksi vagina, dan peningkatan tekanan darah. Bila gejala-gejala ini Anda alami, segeralah periksa kadar gula darah. Selain itu, bila Anda termasuk orang yang berisiko tinggi terhadap diabetes (yaitu mengalami obesitas, hamil di usia 30 tahun atau lebih, dan memiliki sejarah keturunan diabetes), sebaiknya Anda segera memeriksakan diri setelah mengetahui diri Anda hamil.
Pengaruh Diabetes Pada Janin
Bersama dengan nutrisi, kandungan glukosa dalam darah Anda akan ditransfer ke janin melalui plasenta. Bila janin mendapatkan glukosa lebih dari yang ia butuhkan untuk pertumbuhannya, glukosa akan disimpan dalam bentuk lemak. Akibatnya, janin Anda akan menjadi gemuk dan beratnya bisa mencapai lebih dari empat kilogram. Risiko yang dihadapi oleh sang ibu, janin dengan berat badan berlebih akan menimbulkan kesulitan saat persalinan nanti. Kemungkinan besar Anda perlu diepisiotomi atau operasi caesar. Kadangkala, bayi yang kelebihan berat badan harus dilahirkan lebih awal (prematur) saat sistem kekebalannya belum sempurna.
Risiko lain yang mungkin terjadi, akibat tingginya kadar gula darah si janin, pankreasnya akan membentuk insulin sendiri. Insulin ini akan membuat bayi lahir dalam keadaan gula darah terlalu rendah (hipoglikemia). Di kehidupannya nanti, bayi yang lahir dengan kelebihan insulin cenderung tumbuh menjadi anak dengan berat badan berlebih serta memiliki risiko mengidap diabetes tipe 2.
Diabetes Setelah Melahirkan
Dua bulan setelah melahirkan, Anda perlu memeriksakan kembali kondisi diabetes gestasional Anda. Meski diabetes ini berakhir setelah bayi lahir, Anda memiliki risiko tinggi untuk menderita diabetes pada kehamilan berikutnya. Pada saat usia lebih lanjut, Anda juga berisiko mengidap diabetes tipe 2. Inilah mengapa Anda perlu meneruskan pola makan yang sehat, olahraga teratur, dan pemeriksaan kesehatan berkala.
Mengobati Diabetes
Jika ketika didiagnosa Anda mengidap diabetes tapi masih dalam kategori awal, Anda masih punya banyak kesempatan untuk mengatasinya. Dokter akan memberikan resep obat untuk mengendalikan kadar gula darah, atau bila perlu, disuntik insulin secara rutin. Sebenarnya, cara terbaik untuk menekan pengaruh buruk diabetes gestasional adalah diet, olahraga teratur, dan memonitor kadar gula darah.
Anda juga perlu mengindari makanan yang mengandung gula sederhana seperti kue, permen, atau es krim. Ganti camilan Anda dengan buah atau kismis. Pasta, roti, kentang dan nasi adalah sumber karbohidrat dan glukosa yang tetap baik bagi Anda dan janin. Anda hanya perlu mengurangi porsinya saja.
Agar kandungan Anda aman, lakukan dengan bertahap, 5-10 menit per hari menuju 30 menit per hari. Ukur detak jantung Anda, jangan sampai lebih dari 140-160 detak per menit. Jika Anda pusing, nyeri, atau sakit punggung, berhentilah. Hubungi dokter bila terjadi pendarahan, kram perut, atau pecah ketuban.

PENCEGAHAN


1. Bila kegemukan, turunkan berat badan2. Lakukan latihan aerobik (berenang, bersepeda, jogging, jalan cepat) paling tidak tiga kali seminggu, setiap kali 15-60 menit sampai berkeringat dan terengah-engah tanpa membuat napas menjadi sesak.3. Konsumsi gula sedikit mungkin atau seperlunya, karena bukan merupakan bagian penting dari menu yang sehat. Kebutuhan zat gula darah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat dipenuhi dari karbodihrat yang berasal dari beras, sereal, roti, kentang, atau bakmi dalam menu sehari-hari.4. Setelah berumur 40, periksa kadar gula urine kita setiap tahun, terutama bila anda mempunyai riwayat keluarga penderita diabetes.

BAGAIMANAKAH CARA MENGATASINYA?
Kondisi diabetes tergantung pada individu masing-masing, terutama dari segi kepatuhan dan kedisiplinan untuk melakukan diet dan olahraga secara benar. Selain itu, dosis suatu obat yang diberikan dokter pun harus sesuai dengan kondisi penderita. Bila pada suatu taraf obat tersebut sudah tidak mampu lagi menurunkan kadar gula sang penderita, maka harus diganti dengan obat lain atau insulin.􀂾 Patuhi Nasehat Doktera. Disiplin minum obatMinumlah obat yang diresepkan dokter secara teratur sesuai dengan aturan pemakaiannya. Jangan dicampur obat lain tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anda.b. Jadilah dokter pendamping diri sendiriAnda sebaiknya menjadi dokter pendamping diri anda sendiri, dan lebih bertanggung jawab atas kesembuhan diri anda sendiri.
􀂾 Diet Memilih karbohidrat yang amanKarbohidrat yang aman bagi penderita diabetes senyawa karbohidrat kompleks, yang dapat melepaskan glukosa darah secara bertahap, agar tidak terjadi lonjakan gula dalam darah dengan tiba-tiba setelah makan. Dianjurkan mengkonsumsi karbohidrat berserat yang terdapat dalam sayuran, kacang-kacangan dan buah yang tidak terlalu manis saperti, pepaya, apel, salak, kedondong dll.
Tips berolah raga bagi penderita Diabetes
o Konsultasi pada dokter sebelum memulai program latihan/olahraga
o Bila anda berusia lebih 35 tahun, anda boleh memerlukan tes stres
o Periksa kadar gula sebelum dan setelah olahraga
o Jangan berolah raga jika kadar gula lebih 240 dan ada ketone di dalam urine.
o Bila kadar gula lebih 240 tapi tidak ada ketone, anda sebaiknya mengikuti petunjuk-petunjuk ini :
- Tipe I : jangan berolah raga bila gula darah 300 atau lebih
- Tipe II : jangan berolahraga jika gula darah 400 atau lebih
- Rencanakan latihan/olahraga untuk mencegah kadar gula rendah bereaksi
- Berolahraga 1 – 1,5 jam setelah makan
- Selalu membawa snack karbohidrat bersama anda (tablet glukosa, jus dll)
- Minum banyak cairan
- Pakai sepatu dan perlengkapan yang nyaman

Terapi alternatif
Lintah (hirudo medicinalis) bisa menjadi terapi alternatif dalam mengobati diabetes, dengan menempelkan lintah pada bagian yang kram atau kesemutan bagi orang mengalami gejala diabetes.
Mitos & Fakta Soal Diabetes
Mitos : Mengonsumsi banyak gula menyebabkan diabetes.
Fakta : Diabetes disebabkan oleh kombinasi genetik dan gaya hidup. Tetapi orang yang mengalami obesitas rentan terhadap diabetes. Untuk itu, Anda tetap perlu membatasi asupan gula dan rajin olahraga.
Mitos : Penderita diabetes lebih rentan terhadap penyakit.
Fakta : Penderita tidak lebih rentan terhadap. Tetapi bila penderita diabetes terluka dan berdarah, luka tersebut perlu waktu lebih lama untuk sembuh.
Mitos : Penderita diabetes perlu mengonsumsi makanan khusus.
Fakta : Penderita diabetes hanya perlu mengubah diet mereka menjadi lebih sehat, rendah lemak, garam, dan gula. Selama Anda bisa mengatur apa yang Anda konsumsi, Anda tidak perlu membeli makan khusus.


REFERENSI

1. Judul : Disease & Condition
Alamat : http://health.indiamart.com/diabetes/diet-in-diabetes.html
Penulis : Indiamart
2 . Judul : Penyebab diabetes
Alamat : www.sentrainfo.com/klien/31443/situs/penyebab/diabetes/index.htm
Penulis : Sentrainfo
3. Judul : Diabetes menular di kalangan kanak-kanak, remaja
Alamat : http://utusan.com.my/utusan/info.asp/y=2007&dt=111&pub=Utusan_Malaysia&sec=kesihatan&pg=kn_04.htm
Penulis : Shafinaz Sheikh Maznan
4. Judul : Terapi alternatif dengan Lintah (Hirudo Medicinalis)
Alamat : http://www.nusaku.com/forum/showthread.php?t=3863
Penulis :
5. Judul : Mengenal Diabetes,
Alamat : http://www.obi.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=58&Itemid=2
Penulis : dr.Rere/edit:def

Tidak ada komentar: